MAKALAH
PENGANTAR GEOFISIKA
NAMA : IKA DESIANTI
NIM : 60400114011
KELAS : B
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKHNOLOGI
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
TA
PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah
SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya kami
mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi
tugas mata kuliah Pengantar Geofisika
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit
hambatan yang kami hadapi. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Dan kami
menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan,
dorongan, dan bimbingan dari teman –
teman terdekat kami sehingga kendala-kendala yang kami hadapi teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu
tentang ‘geofisika terjadinya gempa bumi ‘. Makalah ini di
sajikan berdasarkan rangkuman dari hasil pengamatan yang bersumber dari
berbagai informasi, referensi, buku tentang batuan dan mineral (pengantar geofisika).
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan
wawasan yang lebih luas. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari sempurna. Kami mohon kiranya pembaca berkenang memberikan
komentar yang bersifat membangun untuk makalah kami agar kami tidak melakukan
kesalahan dalam pembuatan makalah ini nantinya. Terima kasih kami ucapkan......
Samata -Gowa, April 2016
Penyusun
IKA
DESIANTI
A. Tipe-Tipe Gempa Bumi
dan Proses Terjadinya
Gempa bumi atau seisme adalah getaran pada permukaan
bumi yang disebabkan oleh tenaga dari dalam bumi. Menurut para ahli seismologi,
terjadinya gempa bumi dapat dibedakan atas 3 macam yaitu, gempa vulkanik, gempa
runtuhan, dan gempa tektonik.
1. Pengertian dan
Proses Terjadinya Gempa Vulkanik
Gempa vulkanik yaitu gempa bumi sebagai akibat letusan
gunung api. Gunung api yang akan meletus selalu diiringi dengan gempa yang
menggetarkan permukaan bumi disekitarnya, hal ini disebabkan oleh pergerakan
magma yang akan keluar dari perut bumi ketika gunung akan meletus. Ketika magma
bergerak kepermukaan gunung api, ia akan bergerak dan memecahkan bebatuan
gunung api. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya getaran yang cukup kuat dan
berkepanjangan sehingga menimbulkan gempa bumi.
Gempa vulkanik yaitu gempa bumi sebagai akibat letusan
gunung api. Gunung api yang akan meletus selalu diiringi dengan gempa yang
menggetarkan permukaan bumi disekitarnya, hal ini disebabkan oleh pergerakan
magma yang akan keluar dari perut bumi ketika gunung akan meletus. Ketika magma
bergerak kepermukaan gunung api, ia akan bergerak dan memecahkan bebatuan
gunung api. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya getaran yang cukup kuat dan
berkepanjangan sehingga menimbulkan gempa bumi.
Disamping akibat dari tumbukan antara magma dengan
dinding-dinding gunung api, gempa vulkanik juga dapat disebabkan oleh tekanan
gas pada letusan yang sangat kuat dan perpindahan magma didalam dapur magma.
Pada umumya getaran yang kuat hanya ada disekitar gunung api itu saja. Gempa
vulkanik terjadi sebelum dan selama letusan gunung api terjadi. Gempa vulkanik
hanya sekitar 7% dari jumlah gempa yang terjadi didunia.
2. Pengertian dan Proses Terjadinya Gempa
Reruntuhan
Gempa runtuhan disebut juga tanah terban. Gempa ini
terjadi di daerah yang terdapat banyak rongga-rongga dibawah tanah, seperti :
a. Daerah kapur yang banyak terdapat sungai atau
gua dibawah tanah tidak dapat menahan menahan atap gua
b. Daerah pertambangan yang banyak terdapat
rongga-rongga dibawah tanah untuk mengambil bahan tambang. Gempa runtuhan atau
tanah terban ini jarang terjadi.
3. Pengertian dan Proses Terjadinya
Tektonik
Sampai saat ini yang dianggap sebagi fenomena alam
gempa bumi yangs ebenarnya adalah gempa tektonik.
Gempa tektonik adalah gempa bumi yang terjadi karena
adanya pergeseran antara lempeng-lempeng tektonik yang berada jauh dibawah
kulit permukaan bumi.
Pergeseran lempeng-lempeng tektonik itu menimbulkan
energi yang luar biasa besarnya, sehingga menimbulkan goncangan yang dapat kita
rasakan dipermukaan bumi.
B. Skala Kekuatan Gempa Bumi
Pada setiap peristiwa gempa bumi yang terjadi, tentu
kita pernah mendengar istilah skala richter. Semakin besar kekuatan gempa
(magnitudo), semakin besar pula kekuatan gempa yang terjadi. Ukuran skala gempa
(magnitudo) berdasarkan yang dibuat richter dapat kita lihat pada tabel
berikut.
Skala Richter
No
|
Magnitudo
|
Ciri-Ciri/
Alibat
|
1
|
2,0 – 3,4
|
Tidak
dapat dirasakan oleh manusia, tetapi dapat direkam oleh seismograf
|
2
|
3,5 – 4,2
|
Hanya
dapat dirasakan oleh sebagian kecil orang
|
3
|
4,3 – 4,8
|
Getaran
dapat dirasakan oleh banyak orang
|
4
|
4,9 – 5,4
|
Dapat
dirasakan oleh semua orang
|
5
|
5,5 – 6,1
|
Terdapat
sejumlah kecil bangunan yang rusak
|
6
|
6,2 – 6,9
|
Bangunan
banyak yang rusak
|
7
|
7,0 – 7,9
|
Kerusakan
bangunan lebih besar, bangunan runtuh, rel KA bengkok
|
8
|
7,4 – 7,9
|
Terjadi
kerusakan yang hebat
|
9
|
> 8,0
|
Terjadi
kerusakan total, semua bangunan runtuh, peristiwanya tergolong bencana besar
|
Gempa bumi terkuat yang pernah terjadi sepanjang
sejarah manusia adalh gempa bumi di chile, yang terjadi pada tahun 1960 dengan
kekuatan 9.5 skala richter. Sementara gempa bumi diwilayah Indonesia yang
tergolong besar pernah terjadi di Aceh yang menimbulkan tsunami pada tanggal 26
Desember 2004 berkekuatan 8,9 skala Richter, gempa di kepulauan Nias pada
tanggal 28 mei 2005 berkekuatan 8,7 skala Richter, dan gempa bumi Yogyakarta
mei 2006 dengan kekuatamn 5,9 skal Richter.
Sebenarnya skala yang dibuat oleh Richter bukan
satu-satunya ukuran yang digunakan untukmengetahui kekuatan gempa. Disamping
skala kekuatan gempa (magnitudo) yang dibuat Richter, ada skala lain yang
bernama skala Intensitas.
Ukuran skala intensitas ini didasarkan pada getaran yang tersisa dipermukaan bumi, misalnya dari akibat gempa itu sendiri terhadap manusia dan alam sekitarnya. Skala intensitas ini disebut juga skala kekuatan relatif. Skala kekuatan relatif disusun oleh Mercalli dan Cancani terdiri dari tingkat atau intensitas I sampai dengan VII. Namun Van Bemmelen membuat penyesuaian pengukuran yang sesuai dengan kondisi di Indonesia.
C. Pembagian
Gempa Berdasarkan Kedalaman Hiposentrum
Disamping skala kekuatan gempa berdasarkan
intensitasnya, perlu kita ketahui kekuatan gempa disatu daerah selain di
pengaruhi oleh jaraknya dari pusat gempa diatas itu sendiri dan kedalaman pusat
gempa di dalam bumi (hiposentum). Makin dangkal hiposentrumnya, makin kuat
gempa yang dirasakan dipermukaan bumi. Oleh karena itu berdasarkan kedalam
hiposentrumnya gempa bumi dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
1. Gempa dangkal,
dengan kedalaman hiposentrumnya kurang dari 60 Km
2. Gempa menengah,
dengan kedalaman hiposentrumnya antara 60-300 Km.
3. Gempa dalam,
dengan kedalaman hiposentrumnya lebih dari 300 Km.
D. Kerusakan-kerusakan
Yang Terjadi Akibat Gempa Bumi
Peristiwa-peristiwa bencana bumi selalu menimbulkan
kerugian, baik berupa kerusakan infrastruktur, maupun korban jiwa. Dari catatan
sejarah gempa bumi yang pernah terjadi di sleuruh dunia sejak 4.000 tahun yang
lalu hingga kini, telah memakan korban jiwa lebih dari 13 juta orang. Sedangkan
kerusakan-kerusakan yang umumnya terjadi sebagai gempa bumi antara lain :
1. Kerusakan jalan
karena terjadi keretakan, patah, terpotong, mengalami keamblasan, longsor
dipinggir jalan, aspal terkelupas dan sebagainya.
2. Kerusakan
jembatan akibat terpotongnya konstruksi jembatan dengan jalan. Jalan yang
menghubungkan jembatan mengalami ambles, konstruksi jembaran rusak (patah,
bengkok, miring, putus), pondasi jembatan ambles kedalam tanah, dll.
3. Kerusakan
bangunan dipusat perekonomian dan pemerintahan seperti perkotaan, pusat
perdagangan dan perkantoran. Bangunan-bangunan hancur berantakan akibat
guncangan gempa.
4. Turun atau
amblesnya permukaan tanah hingga mengakibatkan permukaan tanah tersebut lebih
rendah dari permukaan air laut dan menjadi tergenang oleh air laut. Contoh fenomena
ini adalah guncangan gempa bumi di pulau Nias pada tanggal 28 Maret 2005 yang
menyebabkan Desa Bozihena turun kurang lebih dari 1 meter.
Selain kerusakan fisik dan banyaknya korban jiwa,
pengaruh khusus lainnya yang merugikan sebagai akibat dari gempa bumi, antara
lain :
1. Menimbulkan
dampak terhadap kesehatan umum : luka karena retak tulang merupakan masalah
yang menyebar secara luas. Rusaknya kondisi-kondisi sanitas yang mengakibatkan
terjadinya wabah penyakit.
2. Tidak
tersedianya cadangan air : kemungkinan terjadinya masalah serius yang
disebabkan karena rusaknya sistem-sistem air, pencemaran air sumber mata air
yang terbuka, dan perubahan skema air.
E. Faktor-fakor
yang mempengaruhi Besarnya kerusakan dan Banyaknya Korban Akibat Gempa
Banyaknya korban jiwa yang diakibatkan gempa bumi
terjadi karena pusat-pusat kepadatan diperkotaan besar dan daerah industri.
Kebanyakan terjadi akibat dari besarnya getaran yang menyebabkan runtuh Nya
bangunan dengan struktur yang lemah.
Faktor lain yang mempengaruhi kerusakan akibat gempa
adalah lokasi, misalnya longsoran, batuan/tanah yang mengembang, struktur
geologi, goncangan air didanau/waduk, patahan dan likuifaksi. Gempa yang besar
ini dapat menimbulkan terjadinya longsoran, retakan, patahan, likuifaksi, serta
tsunami yang dahsyat pula dan banyak memakan korban.
Disamping faktor-faktor yang disebutkan diatas,
banyaknya kerusakan dan kerugian akibat gempa juga ditentukan oleh beberapa hal
berikut ini :
1. Skala atau
magnitudo gempa
2. Durasi dan
kekuatan getaran
3. Jarak dan sumber
gempa terhadap perkotaan.
4. Kedalaman sumber
gempa.
5. Kualitas tanah
dan bangunan
6. Lokasi bangunan
terhadap perbukitan dan pantai
F. Upaya
Dalam Mitigasi Gempa Bumi
Untuk mengurangi dan meredam korban dan kerugian harta
benda akibat fenomena alam yang berasal dari proses geologi yang menyebabkan
terjadinya gempa bumi, perlu dilakukan upaya Mitigasi. Mitigasi adalah istilah
gabungan yang digunakan untuk semua tindakan yang dilakukan sebelum munculnya
suatu bencana (tindakan-tindakan pra-bencana) yang meliputi kesiapan, dan
tindakan-tindakan pengurangan resiko.
G. Penanggulangan
Sesudah Terjadi Bencana Gempa Bumi
Dalam tahapan penanggulangan bencana, pemulihan
merupakan salah satu komponen penting setelah terjadinya bencana. Sesudah
bencana terjadi, biasanya korban perlu ditangani dengan cepat.
Tindakan-tindakan yang perlu dilakukan pada tahap
pemulihan bencana gempa, adalah sebagai berikut :
1) Melakukan
evakuasi dan mendirikan tenda-tenta pengungsian bagi korban.
2) Melakukan
penyelamatan
3) Menyediakan
bantuan medis
4) Menyediakan
MCK, air minum dan makanan
5) Menyediakan
pendidikan darurat
6) Melakukan
upaya pemulihan psikologis para korban
7) Memperbaiki
dan membanun kembali gedung, sarana dan failitas lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:
Geofisika
https://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia (Pengantar Teknik Geofisika - Djoko Santoso-libre - Documents.html )
www.google.com (Geofisika_ GEOFISIKA.html)
Komentar
Posting Komentar